Senin, 21 Desember 2015

ALL ABOUT MOM...



Buatku mamah adalah sosok perempuan kuat, hebat dan tangguh. Perjalanan hidupnya yang penuh liku dan airmata, tidak pernah membuat mamah hadir menjadi sosok yang rapuh, lemah dan putus asa. Sebaliknya, semakin berat dan sulitnya cobaan yang dihadapi, mamah selalu menghadapinya dengan sikap optimis dan percaya diri yang tinggi.


Keputusan Yang Menyakitkan

            Hubungan antara ibu dan anak yang aku lalui pernah ada dalam masa yang kurang harmonis. Semua berawal saat akhirnya orangtuaku berpisah. Sebuah keputusan yang sulit diterima sebagai seorang anak saat itu. Ternyata hidup bersama selama 20 tahun tidak menjadi jaminan akan langgengnya sebuah pernikahan. 

            Bagiku, saat itu sosok mamah adalah sosok yang paling egois karena keputusannya untuk keukeuh berpisah dengan papah. Tidak ada penjelasan yang benar-benar bisa diterima oleh nalarku saat itu, yang menjadi alasan hubungan dengan mamah agak sedikit renggang. Karena tidak mudah bagi seorang anak usia 16 tahun,  memandang sebuah perpisahan adalah sebuah keputusan terbaik dari sebuah hubungan yang tak lagi harmonis. Pokoknya, masa itu adalah masa yang paling menyebalkan. Orangtua berpisah, dan hidup terpisah dari keduanya karena sejak kelas 1 SMA memang sudah tinggal dengan kerabat. Lengkap sudah rasanya penderitaanku saat itu. 

            Memang perlu waktu  yang tidak sebentar untuk bisa benar-benar menerima perpisahan kedua orangtuaku dengan lapang dada. Anak mana sih, yang ingin orangtuanya berpisah?. Inginnya punya keluarga ideal, ada mamah dan papah. Tapi kadang hidup berjalan tidak seperti yang kita harapkan. Disisi lain aku bersyukur, walau hidup terpisah dengan mamah saat itu, aku tinggal ditengah keluarga kerabat yang selalu menasehati dan memberi semangat agar bisa bersikap dewasa dalam menghadapi perpisahan ini.       
           

Kasih Sayang Mamah Sepanjang Masa

            Kalau ada yang mengatakan kasih sayang ibu sepanjang jalan, itu tak terbantahkan. Dan aku telah merasakannya. Karena memang tidak ada yang berubah sebelum atau setelah perpisahan terjadi. Mamah adalah tetap mamah yang amat sangat menyayangi anak-anaknya. Perhatian dan kasih sayang mamah tidak berkurang sedikit pun.

Aku baru menyadari, bahwa orang yang paling tulus dan ikhlas menyayangi aku itu hanya mamah, tak ada yang lain. Orang yang paling bisa menerima dan memaklumi kekurangan dan kejelekan  aku, hanya mamah. Orang yang selalu bisa memaafkan salahku, hanya mamah. Orang yang selalu mengingatkanku untuk jangan pernah meninggalkan sholat 5 waktu, ya, hanya mamah. Orang yang paling banyak mendoakanku disepanjang malamnya, hanya mamah. Orang yang paling enak ngerik saat aku masuk angin, hanya mamah. Orang yang pertama menginspirasiku untuk berhijab, ya, mamah. 

Mamah yang selalu ingin memberi dan menyenangkan anak-anaknya, padahal anak-anaknya bukan lagi tanggung jawab mamah karena semua sudah menikah. Mamah yang tidak mau merepotkan dan menyusahkan anak-anaknya, malah anak-anaknya yang selalu merepotkan mamah. Memintanya datang ke Bogor untuk menemani cucu-cucunya, bukan malah menjemputnya ke rumah mamah di Sukabumi. Mamah yang selalu ingat ulangtahun anak-anaknya, dan selalu memberi hadiah. Mamah yang selalu ingat makanan kesukaan cucu dan menantunya. Mamah yang rela berpanas-panas didalam  angkutan umum dari Sukabumi, dengan bawaan yang banyak, hanya untuk ketemu dengan cucu-cucunya. 

Mamah yang selalu optimis dalam hidupnya, mamah yang selalu positif thingking dalam memandang setiap persoalan hidupnya. Ada Allah bersama mamah, itulah kata-kata yang selalu mamah ucapkan. Mamah yang tidak pernah mengeluh akan penyakit diabetes yang terus menggerogoti tubuhnya. Bahkan dalam sakitnya pun mamah masih bisa wara-wiri Sukabumi-Bogor. Mamah yang pintar mengaji.  Mamah yang tak pernah meninggalkan sholatnya walau dalam keadaan sakit.  Mamah yang rajin, apik, bersih dan resik. Pokoknya, mamahku is the Best.


Selamat Hari Ibu Untuk Mamah Tercinta... 

Bagaimana aku bisa membalas semua keikhlasan dan ketulusanmu dalam mendidik dan mengurus aku sejak kecil hingga besar?. Bagaimana aku harus mengganti keringatmu yang telah menetes saat mengurus cucu dan membantu urusan rumahtanggku?. Emas atau berlian sekalipun, rasanya tak mampu mengganti tetesan keringatmu itu.  

Ya Allah, di hari Ibu ini, aku memohon kepadaMu Sang Pemilik Alam, lindungilah Mamah dari segala bala bencana, Sehatkanlah mamah dan angkatlah penyakitnya. Ampunilah segala salah dan khilafnya. Berilah keberkahan dalam umurnya. Berilah kebahagiaan di hari tuanya. Berilah mama kesabaran dan kekuatan dalam melawan penyakitnya.  

Ya Allah, ijinkan aku untuk membahagiakannya dengan apa yang aku miliki sekarang. Berilah aku waktu dan kesempatan untuk mengurus hari tuanya. Ijinkanlah mamah melihat cucu-cucunya tumbuh  hingga besar. Amin Ya Rabbal Alamin.  

Mamah, hanya doa ini yang bisa aku persembahkan untuk mamah di hari Ibu ini.

I love u so so Much

Tidak ada komentar:

Posting Komentar