Senin, 21 September 2020

SEKOLAH IBU KOTA BOGOR

 

Dari Hati akan Sampai Kehati

Sekolah Ibu Kota Bogor adalah  program yang di inisiasi oleh TP PKK Kota Bogor yang di ketuai oleh Ibu Hj.Yane Bima Arya, MSi. Sebuah program mulia yang ditujukan untuk semua para ibu di Kota Bogor.  Dengan harapan akan hadir para ibu yang cerdas dan tangguh,  sehingga bisa menjalankan perannya yang begitu banyak di rumahnya dengan penuh rasa bahagia dan bertanggung jawab. Dari ibu yang berilmu dan bahagia diharapkan akan terciptanya keluarga-keluarga yang tangguh, yang memiliki ketahanan keluarga, mampu menghadapi setiap permasalahan dan perubahan jaman.

            Sekolah Ibu tidak bisa dibanding-bandingkan dengan program lain atau kelas parenting yang sudah ada sebelumnya. Karena karakteristik dan segmennya sangat berbeda. Sekolah Ibu hadir sebagai bentuk kepedulian pemerintah, khususnya Kota Bogor dan TP PKK Kota Bogor  dalam menciptakan keluarga yang kuat dan tangguh, sejahtera dan bahagia. Sehingga bisa menjadi contoh bagi keluarga-keluarga di lingkungan sekitar. Diharapkan dari keluarga-keluarga  tersebut juga  akan lahir generasi baru yang mampu membangun peradaban bangsa.

            Sesuatu yang di kerjakan dari hati akan sampai ke hati. Itulah adanya Sekolah Ibu Kota Bogor. Respon yang baik yang ditunjukkan oleh para peserta di wilayah membuktikan bahwa program ini begitu banyak memberi manfaat bagi mereka juga bagi para pengajar itu sendiri. Hingga saat ini, saya masih sering mendapat pesan dari peserta yang begitu merindukan suasana dan kegiatan Sekolah Ibu.

 

Sekolah Ibu Sekolah Kehidupan

Ada banyak cerita dan pengalaman yang tak terlupakan selama menjadi pengajar Sekolah Ibu. Baik pengalaman yang dialami oleh saya dan partner mengajar, maupun pengalaman dan cerita yang dibagi oleh para peserta diwilayah. Dan  dari  cerita  peserta sekolah ibu  saya banyak belajar tentang kehidupan yang sesungguhnya. Cerita mereka menggambarkan potret kehidupan masyarakat di wilayah pinggiran Kota Bogor. Qadarullah saya mengajar selama 4 angkatan di 3 kelurahan yang berbeda di wilayah Bogor Selatan. Yang pertama di kelurahan Cikaret, yang jarak tempuh ke pusat kota tidak terlalu jauh. Yang kedua di Kelurahan Bojongkerta, dimana jarak tempuh ke pusat kota itu lumayan jauh. Kalau pakai angkutan kota agak ribet dan memakan waktu lumayan lama. Allhamdulillah saya bisa menghemat waktu karena mengendarai motor sendiri. Ada sedikit cerita saat penempatan para pengajar di angkatan kedua ini. Saat itu saya sempat berucap, “ditempatkan dimana saja saya siap, walaupun itu di ujung berung”. Dan saat pengumuman penempatan pengajar, akhirnya saya memang ditempatkan di wilayah paling ujung di Bogor Selatan. Jadi hati-hati dengan ucapan ya, karena katanya ucapan itu adalah doa. Alhamdulillah angkatan ke 3 dan ke 4, saya ditempatkan di kelurahan Kertamaya yang jaraknya tidak terlalu jauh.

Saya belajar tentang kesabaran dari seorang peserta yang memiliki pasangan yang memiliki kekurangan di pendengarannya. Sehingga untuk berkomunikasi dengan suaminya diperlukan kesabaran tingkat dewa.  Atau cerita seorang peserta yang dulu pernah hampir mau dijual oleh ibu kandungnya sendiri. Ada juga cerita yang membahagiakan, ketika seorang peserta ternyata saat ikut Sekolah Ibu kondisi rumah tangganya sedang bermasalah dan sudah pisah rumah. Dipertemuan ke 5 atau ke 6, ibu tersebut baru bercerita bahwa dia rujuk dengan suaminya dan sudah tinggal serumah kembali. Rasanya terharu dan ikut berbahagia akhirnya mereka bisa melewati masa kritis dalam perjalanan rumah tangganya. Ada juga cerita lucu dari seorang peserta yang mengaku galak dan tidak pernah mau mencium tangan suami selain hari lebaran. Dan setelah ikut Sekolah Ibu, ibu itu mengaku banyak perubahan terutama sikapnya pada suami. “Sekarang saya tidak galak lagi dan selalu mencium tangan saat pamit ketika akan pergi”. Alhamdulilah.  Saya belajar tentang kesungguhan dan semangat dari seorang peserta yang jarak rumahnya ke kelurahan itu cukup jauh. Tapi jarak yang jauh dan ongkos ojek yang mahal tidak menghalanginya untuk selalu hadir disetiap pertemuan Sekolah ibu. Cerita-cerita itulah yang menjadi kekuatan dan semangat bagi saya untuk melangkahkan kaki  disetiap hari Senin dan Kamis, jadwal Sekolah Ibu dilaksanakan.

Disekolah Ibu saya pun belajar apa arti  bekerjasama, saling menghormati dan menghargai  dengan pasangan mengajar. Saling menyemangati dan memberi kesempatan untuk ikut berperan di dalam kelas. Bertemu untuk pertama kalinya di hari pertama dengan partner mengajar  pernah saya alami. Belum pernah bertemu sebelumnya bahkan wajahnya pun tidak tidak tahu seperti apa. Tapi karena saya dan pasangan mengajar memiliki niat yang sama,  masa adaptasi berjalan dengan mudah. Disitulah kita saling belajar dan mengenal satu sama lain sehingga kita bisa memberikan yang terbaik kepada peserta Sekolah Ibu di wilayah.  

 

Takdir Allah itu begitu indah

 

            Bagi saya, menjadi salah satu pengajar Sekolah Ibu Kota Bogor adalah sebuah perjalanan hidup yang telah Allah takdirkan dengan begitu indah. Sebuah pengalaman luar biasa yang amat sangat berharga . Sekolah Ibu tidak hanya memberi manfaat untuk para ibu di wilayah Kota Bogor. Tapi juga memberi pencerahan luar biasa untuk saya pribadi sebagai pengajar. Karena sesungguhnya, saat kita berdiri dihadapan para ibu di wilayah,  bukan berarti kita adalah manusia sempurna dengan keluarga ideal tanpa masalah. Saya bisa menyampaikan materi Sekolah Ibu dengan yakin dan percaya diri, karena saya sudah merasakan begitu banyak manfaat dan kebaikan dalam materi tersebut. Bagi saya,  Sekolah Ibu  hadir sebagai salah satu penguat disaat ada konflik dalam keluarga, apalagi disaat kondisi pandemi seperti saat ini.

            Sekolah Ibu memberikan saya banyak kesempatan untuk belajar dan mendapatkan ilmu tentang ketahanan keluarga, mengenal watak dan kepribadian, ilmu tentang manajemen keuangan hingga manajemen konflik dan banyak lagi ilmu-ilmu lainnya. Sekolah Ibu jugalah yang telah membuka jalan hingga saya bisa menjejakan kaki di wilayah yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. (Jadi ketahuan kalau saya ‘kuper’ alias kurang pergaualan yah!). Sekolah Ibu pun telah  memberi saya kesempatan untuk bertemu dan mengenal 30 orang  peserta di setiap kelurahannya.  Dan semuanya adalah para ibu dengan rentang usia 20 sampai dengan 45 tahun.  30 orang ibu dikali 4 kelurahan, berarti selama kurun waktu 2018-2019 saya telah berinteraksi dengan  120 orang ibu. MasyaAllah. Dipertemukan dengan para peserta Sekolah Ibu di wilayah yang berbeda adalah sebuah takdir dan karunia yang amat besar, tidak bisa dinilai dengan materi.

            Sekolah Ibu adalah ladang untuk meraih pahala jika dikerjakan dengan penuh keikhlasan hanya megharap ridho Allah semata. Pengabdian tanpa batas tidak peduli siapa kita dan menjadi apa kita. Karena sesungguhnya sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain. Semoga kita semua bisa menjaga hati dan niat kita dalam menjalankan peran yang diamanahkan sebagai pengajar Sekolah Kota Bogor. Aamiin Yaa Rabbal’alamin.