Jumat, 06 November 2015

PEREMPUAN-PEREMPUAN HEBAT



Bissmillahirrahmannirrahiim

Kembali mencoba menulis, setelah vakum hampir 3 atau 4 tahun yang lalu. Ngga ada waktu, sibuk, repot ngurusin anak, dan seribu satu alasan klise, sebenarnya. Tapi dengan Bismillah,  dan motivasi dari teman yang juga  hebat, akhirnya aku coba untuk kembali menulis. Dan di awal bulan november yang mulai dihiasi rintik hujan, aku siap mengisi lembar blogku yang telah lama dibiarkan kosong melompong.

Perempuan-Perempuan Hebat. Kenapa ya, tiba-tiba saja terlintas pikiran untuk menulis tentang perempuan. Bukan karena aku merasa menjadi salah satu dari perempuan hebat itu, lho (iiih... sombong banget ya:D). Tapi Ide tulisan ini muncul tiba-tiba, saat melintas di depan rumah, mba rohmah, tetangga sebelah rumah. Dalam rintik hujan dan senja yang mulai gelap, dengan semangat 45 dia masih menuntun sepedanya untuk menjajakan kue. Ada donat, pastel, risoles, bubur sumsum, sampai cilok. Lengkap banget ya..., dan itu dilakukan setiap hari. Pagi hari, dia bekerja sebagai PRT di komplek perumahan elite sebelah kampungku, dan siang harinya sepulang dari bekerja dia mulai menjajakan kue-kue tadi. Luar biasakan?. Kalau seorang perempuan dikatakan hebat karena gelarnya yang panjang, atau prestasinya yang mumpuni, dan sosoknya yang sempurna bak  putri  raja ditambah dengan harta yang bergelimpangan ya wajar saja. Tapi perempuan hebat yang ingin aku tuliskan disini bukanlah perempuan hebat seperti itu. Perempuan hebat itu, ya seperti mba Rohmah. 

Siapa sih mba rohmah itu?, sebegitu pentingkah hingga perlu dijadikan sebagai bahan tulisan perdanaku ini?. Setidaknya buatku sosok mba Rohmah ini sangat menginspirasi. Mba rohmah ini seorang single parents, seumuran denganku. Suaminya meninggal karena kecelakaan motor beberapa  tahun yang lalu. Anaknya ada 3, si sulung seorang laki-laki kelas VIII SMP, yang kedua perempuan kelas VI, dan yang ketiga perempuan juga kelas 1 SD. Terbayangkan.... dalam usia yang 38 tahun sudah harus menjadi single parents untuk 3 anaknya. 

Menjadi single parents dijaman sekarang tentunya bukan hal yang mudah. Biaya hidup yang tinggi, ditambah lingkungan pergaulan remaja yang mengkuatirkan. Dan masalah dalam keluarga tidak hanya seputar itukan?. Tapi, mba Rohmah ini sudah membuktikan,  bahwa dia dengan segala keterbatasannya mampu menghadapinya. Mba Rohmah, untuk saat ini memilih untuk mengasuh dan bekeja keras untuk menghidupi anak-anaknya daripada menikah lagi. Buatku itu adalah sebuah pilihan yang luar biasa. Disaat sebagian perempuan lain yang menjadi single parents akhirnya memutuskan untuk menikah lagi, tentunya dengan berbagai alasan dan selain itu tentu saja  ada  Takdir yang telah digariskan Allah SWT. Apakah salah dengan keputusan itu?, tentu saja Tidak.

Sosok mba Rohmah itu mengingatkanku pada beberapa sosok perempuan hebat lainnya. Perempuan-perempuan dengan  segala keterbatasan yang mereka miliki, tetapi terus berjuang dan berusaha untuk keluarganya tanpa banyak mengeluh. Mereka adalah para perempuan yang tergabung dalam sebuah komunitas dengan nama KUM3. Tidak terasa Sudah  3 tahun lamanya aku menjadi pendamping dikomunitas ini. Oh ya, KUM3 itu singkatan dari Komunitas Usaha Mikro Muamalah berbasis Mesjid atau Majlis Ta’lim. Mereka adalah anggota pengajian di sebuah Mesjid, dan mempunyai usaha kecil dirumahnya. Ada yang berjualan sembako, makanan ringan, pokoknya mereka adalah para pejuang ekonomi mikro untuk keluarganya. 

Komunitas Usaha Mikro Muamalah Berbasis Mesjid atau Majlis Ta'lim
Pertemuan akbar di Kebun Raya. Cerah dengan baju muslim pink hehehe...


Kok bisa ya, guru PAUD yang  sehari-hari biasa berinteraksi dengan anak-anak usia 3 sampai dengan 6 tahun ini, akhirnya malah bergaul dengan para perempuan yang usianya rata-rata sudah sepuh?. Ya, rata-rata usia mereka diatas 50 tahun, bahkan yang paling tua usianya 77 tahun. Dan semua berawal dari pemohonan yang amat sangat dari mantan pacar, alias misua, alias suami, hehehe. Sssst... sebenarnya ini tugas abinya (biasanya aku panggil dia Abi). Berhubung Komunitas KUM3 ini ada beberapa kelompok di beberapa titik di wilayah Bogor, akhirnya dengan amat sangat, Beliau memintaku untuk menjadi salah satu pendamping di salah satu kelompok. Itulah singkat cerita, kenapa aku jadi terjun kedalam dunia yang berhubungan dengan perempuan-perempuan hebat ini. 

Komunitas usaha Mikro Muamalah Berbasis Mesjid atau Majlis Ta'lim
Ini dia anggota KUM3 terbaik dan paling sepuh, tetep dengan baju pinknya

Banyak sekali hikmah dan pelajaran berharga selama 3 tahun berinteraksi dengan mereka. Para perempuan yang harus berperan ganda, selain menjadi seorang istri, seorang ibu, juga menjadi sosok pencari nafkah bagi keluarganya. Ada seorang perempuan hebat, yang “terpaksa” harus bekerja, berjualan makanan ringan dari satu majlis ta’lim ke majlis ta’lim lainnya. Dan itu dilakukan sejak suaminya mengalami kecelakaan dan tidak bisa berjalan. Dan itu sudah dilakukan bertahun-tahun tanpa mengeluh dan berputus asa.  Ada juga sosok lain seperti Mba Rohmah, single parents yang harus berperan menjadi ibu sekaligus ayah bagi anak-anaknya. Ada juga anggota yang usianya hampir 70 tahun tapi semangatnya luar biasa untuk hadir ke majlis ta’lim, bukan hanya kesatu majlis ta’lim, tapi kebeberapa tempat pengajian disetiap minggunya, dan hebatnya sambil membawa dagangan. Ketika ditanya kenapa harus repot-repot berjualan, bukankah anak-anak sudah besar dan bisa membantu untuk  mencukupi kebutuhannya, dia menjawab, “Ibu tidak mau merepotkan anak-anak. MasyaAllah... hingga diusia senjanya masih mau bekerja keras untuk sekedar mencukupi kebutuhan dirinya sendiri. Luar biasa kan?.

Ada juga sosok ibu Ijah, spesialis pembuat nasi ketan  yang rasanya mak nyussss. Disaat suaminya sudah tidak bisa produktif lagi dalam mencari nafkah, tanpa sungkan dia menyingsingkan lengan baju untuk mengambil alih tongkat perekonomian keluarga, MasyaAllah... semoga Allah senantiasa memudahkan urusan meraka. Amin.

Dan masih banyak cerita dari mereka, perempuan hebat, yang menginspirasi. Perempuan yang kadang dianggap sebagai mahluk yang lemah, ternyata bisa menjelma menjadi sosok seperti wonder woman. Bisa menjadi apa saja dan  bisa mengerjakan apa saja. Bisa berperan sebagai ibu juga sebagai ayah dan kepala keluarga untuk mencari nafkah.

Jujur saja, bagiku mereka adalah mentor kehidupan yang sesungguhnya. Asam garam kehidupan benar-benar telah mereka rasakan. Aku harus bisa seperti mereka. Menjadi perempuan yang tidak lemah, tidak mudah berputus asa, dan selalu optimis menghadapi kehidupan sesulit apapun. Saat ini, aku bisa bernafas lega karena ada partner untuk mengurus anak-anak, ada yang bertanggung jawab terhadap kebutuhan sandang dan pangan keluarga. Ada yang melindungi dan menjaga dengan sepenuh hati. Tapi, bukankah roda kehidupan terus berputar?. Hari ini bahagia dan terpenuhi semua kebutuhan, entah esok lusa. Hari ini masih bisa tertawa lepas mungkin esok akan berganti dengan deraian air mata. Hari ini ada pasangan hidup yang selalu menemani dalam suka dan duka, tapi ketika Allah menghendaki ajal menjemput? Siapa yang bisa menolak? Siapa yang bisa berkelit? Siapa yang bisa lari dari guratan takdir yang telah tertulis?. 

Di luar sana, tentu masih banyak perempuan-perempuan hebat seperti mereka. Semoga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap kisah dari perjalanan kehidupan mereka. Menjadi hebat bukan monopoli orang-orang terpelajar, menjadi hebat bukan milik orang-orang kaya. Menjadi hebat adalah pilihan dan hak setiap insan yang bernyawa.

4 komentar:

  1. Wah salut sekali dengan perempuan-perempuan hebat di atas Mak..

    BalasHapus
  2. Subhanallah mereka adalah perempuan-perempuan luar biasa.
    Semoga allah mencurahkan karuaniaNya tuk perempuan2 tangguh itu.
    Salut :)

    Salam kenal Mbak, ini pertama kali saya mampir ke blog Mbak,
    Mari mampir ke blog saya barangkali ada sesuatu yg bisa dibagi.
    Thanks :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin... Terimakasih sudah mampir di blogku. Siapp mba! Sy msh belajar ngeblog ..

      Hapus