Kamis, 19 November 2015

PELANGI KEHIDUPAN




                                         
                                            Merah, kuning, hijau, dilangit yang biru
                                                Pelukismu Agung siapa gerangan
                                                  Pelangi pelangi ciptaan Tuhan.
                                                   (Lirik: Lagu Pelangi-Pelangi)
  
  
Menurutku, setiap episode dalam kehidupan anak manusia itu bagaikan pelangi. Penuh warna, yang menyiratkan makna yang berbeda di dalamnya. Apa? Kamu tidak setuju?. Tidak apa-apa kalau kamu tidak setuju dengan pendapatku ini.

Tapi, coba kita ingat-ingat kembali setiap moment yang pernah kita lalui dalam hidup ini.  Saat jatuh cinta misalnya, rasanya dunia dan seisinya berubah menjadi merah muda. Saat menulis surat untuk si dia, tanpa disadari kita menulisnya di kertas warna merah muda. Saat mengirimkan kartu ucapan atau menghadiahinya sebuah kado selalu ada nuansa merah muda di dalamnya. Pokoknya semua serba merah muda. Bahkan saat bertemu dengan si dia, atau hanya sekedar membayangkannya saja, wajah kitapun sering merona merah muda. Hayooo, ngaku..!?.

Atau, saat kita melalui masa-masa tidak menyenangkan dan menyedihkan. Pernahkah kita melihat orang yang datang kepemakaman dengan berpakaian warna-warna ngejreng selain warna hitam atau putih?. Kalau pun ada aku yakin orang itu tentunya memiliki kepercayaan tingkat tinggi. Berduka, selalu disimbolkan dengan warna hitam. Walaupun aku yakin tidak ada larangan bagi orang yang berduka untuk memakai pakaian dengan warna selain hitam, tapi sepertinya warna hitam mungkin memang cocok untuk menggambarkan kedukaan, kepedihan dan kehilangan akan seseorang dalam hidupnya.

Tapi, cinta memang tidak selalu merah muda. Kedukaan pun tidak harus disimbolkan dengan hitam. Kenapa? Karena hidup itu memang penuh warna. Bila cinta harus selalu merah muda, apakah hatimu masih akan tetap berwarna merah muda, saat dia ternyata selingkuh?, saat dia ternyata menyakiti hatimu?, saat dia ternyata berbohong?, saat para suami melakukan KDRT atau diam-diam berpoligami?. Rasanya, hidup tak lagi berwarna merah muda. Mungkin kita akan merasa dunia dan seisinya berubah menjadi hitam kelam, atau  biru kelabu, bahkan  merah membara.
Jangan!, jangan biarkan hanya satu warna tertentu saja yang mewarnai perjalanan hidup ini. Kenapa? karena hidup ini memang penuh warna. Apakah kamu akan tetap membiarkan hidupmu di penuhi dengan lembaran hitam, padahal masih ada waktu dan kesempatan untuk merubahnya menjadi putih bersih. Seperti  aku menikmati  takdir yang menggoreskan berbagai warna dalam perjalanan hidupku. Lihatlah...!, pelangi hadir tidak hanya dengan satu warna. Ada berbagai warna disana, dan semua bersatu padu menjadi sebuah lukisan alam yang teramat indah. Semua orang bisa memandangi dan menikmati keanekaragaman warna itu dalam keadaan suka ataupun duka, dalam tumpukan berbagai masalah atau dalam limpahan kebahagian.

Hidup itu memang penuh warna. Tapi, sanggupkah aku juga kamu memaknai setiap warna-warni dalam setiap perjalanan hidup ini?. Mampukah kita mengambil pelajaran dalam setiap warna-warni kehidupan yang kita jalani ini?. Seharusnya BISA!.

Hidup itu memang penuh warna. Kebahagian, kesedihan, kemarahan, kehilangan adalah warna-warni kehidupan yang mau tidak mau harus aku juga kamu lalui. Suka atau tidak suka, siap atau tidak siap. Hidup itu memang penuh warna. Dan kebahagian sesungguhnya adalah saat kita bisa memberi warna untuk orang-orang dan lingkungan disekitar kita.

             Hidup itu memang pernuh warna......

2 komentar:

  1. betullll, hidup itu penuh warna seperti pelangi, jadi dinikmatin aja setiap warna yang singgah di kehidupan kita

    BalasHapus
  2. Hidup bagaikan pelangi, apapun rasa-rasa dan gejolak dalam hati. Coba terima. Karena memang begitulah adanya.

    Nice post :D

    BalasHapus