Merah, kuning,
hijau, dilangit yang biru
Pelukismu Agung
siapa gerangan
Pelangi pelangi ciptaan
Tuhan.
(Lirik: Lagu Pelangi-Pelangi)
Menurutku,
setiap episode dalam kehidupan anak manusia itu bagaikan pelangi. Penuh warna,
yang menyiratkan makna yang berbeda di dalamnya. Apa? Kamu tidak setuju?. Tidak
apa-apa kalau kamu tidak setuju dengan pendapatku ini.
Tapi, coba
kita ingat-ingat kembali setiap moment yang pernah kita lalui dalam hidup ini. Saat jatuh cinta misalnya, rasanya dunia dan
seisinya berubah menjadi merah muda. Saat menulis surat untuk si dia, tanpa
disadari kita menulisnya di kertas warna merah muda. Saat mengirimkan kartu
ucapan atau menghadiahinya sebuah kado selalu ada nuansa merah muda di
dalamnya. Pokoknya semua serba merah muda. Bahkan saat bertemu dengan si dia, atau
hanya sekedar membayangkannya saja, wajah kitapun sering merona merah muda.
Hayooo, ngaku..!?.
Atau, saat
kita melalui masa-masa tidak menyenangkan dan menyedihkan. Pernahkah kita
melihat orang yang datang kepemakaman dengan berpakaian warna-warna ngejreng
selain warna hitam atau putih?. Kalau pun ada aku yakin orang itu tentunya
memiliki kepercayaan tingkat tinggi. Berduka, selalu disimbolkan dengan warna
hitam. Walaupun aku yakin tidak ada larangan bagi orang yang berduka untuk
memakai pakaian dengan warna selain hitam, tapi sepertinya warna hitam mungkin memang
cocok untuk menggambarkan kedukaan, kepedihan dan kehilangan akan seseorang
dalam hidupnya.
Tapi, cinta
memang tidak selalu merah muda. Kedukaan pun tidak harus disimbolkan dengan
hitam. Kenapa? Karena hidup itu memang penuh warna. Bila cinta harus selalu
merah muda, apakah hatimu masih akan tetap berwarna merah muda, saat dia
ternyata selingkuh?, saat dia ternyata menyakiti hatimu?, saat dia ternyata
berbohong?, saat para suami melakukan KDRT atau diam-diam berpoligami?.
Rasanya, hidup tak lagi berwarna merah muda. Mungkin kita akan merasa dunia dan
seisinya berubah menjadi hitam kelam, atau biru kelabu, bahkan merah membara.
Jangan!,
jangan biarkan hanya satu warna tertentu saja yang mewarnai perjalanan hidup
ini. Kenapa? karena hidup ini memang penuh warna. Apakah kamu akan tetap
membiarkan hidupmu di penuhi dengan lembaran hitam, padahal masih ada waktu dan
kesempatan untuk merubahnya menjadi putih bersih. Seperti aku menikmati takdir yang menggoreskan berbagai warna dalam perjalanan
hidupku. Lihatlah...!, pelangi hadir tidak hanya dengan satu warna. Ada
berbagai warna disana, dan semua bersatu padu menjadi sebuah lukisan alam yang
teramat indah. Semua orang bisa memandangi dan menikmati keanekaragaman warna
itu dalam keadaan suka ataupun duka, dalam tumpukan berbagai masalah atau dalam
limpahan kebahagian.
Hidup itu
memang penuh warna. Tapi, sanggupkah aku juga kamu memaknai setiap warna-warni
dalam setiap perjalanan hidup ini?. Mampukah kita mengambil pelajaran dalam
setiap warna-warni kehidupan yang kita jalani ini?. Seharusnya BISA!.
Hidup itu
memang penuh warna. Kebahagian, kesedihan, kemarahan, kehilangan adalah
warna-warni kehidupan yang mau tidak mau harus aku juga kamu lalui. Suka atau
tidak suka, siap atau tidak siap. Hidup itu memang penuh warna. Dan kebahagian
sesungguhnya adalah saat kita bisa memberi warna untuk orang-orang dan
lingkungan disekitar kita.
Hidup itu memang pernuh
warna......
betullll, hidup itu penuh warna seperti pelangi, jadi dinikmatin aja setiap warna yang singgah di kehidupan kita
BalasHapusHidup bagaikan pelangi, apapun rasa-rasa dan gejolak dalam hati. Coba terima. Karena memang begitulah adanya.
BalasHapusNice post :D